Penemuan resleting disebabkan oleh sifat tidak sabar sang penemunya. Dulu, resleting tidak digunakan untuk pakaian tetapi digunakan pada sepatu dan sepatu bot. Untuk mengetahui kisah tentang resleting ini, kita harus kembali dulu ke tahun 1890-an yaitu di zaman ketika sepatu memiliki kancing yang tinggi. Sepatu model seperti ini memerlukan jari-jari yang cekatan dan kesabaran untuk memasang dan melepaskan kancingnya.
Whitcomb Judson hidup di zaman itu, dan kebetulan ia bukan termasuk ke dalam orang yang sabar. Untuk memakai sepatu kadang menghabiskan waktu lebih dari 15 menit, sungguh pekerjaan yang sangat menyebalkan. Berkat ‘ketidaksabaran’ nya, ia pun mencari ide bagaimana caranya memakai sepatu dengan cepat. Ia pun menemukan alat yang yang ia sebut pengait untuk mengunci dan membuka sepatu.
Alat ini terdiri dari dua rantai metal tipis yang dapat disatukan dengan menarik sebuah slider ditengah-tengahnya. Alat ini dipatenkan tahun 1893. Hanya saja, penemuan Judson ini tidak bekerja baik. Alat ini kadang sering macet, terlepas atau bahkan terbuka sendiri. Judson putus asa tapi ia tidak menyerah. Ia yakin suatu saat penemuannya akan terkenal.
Tahun 1896, Judson bergabung dengan Kolonel Lewis Walker. Dari Walker-lah timbul ide untuk mempergunakan alat itu pada macam-macam benda, tidak hanya pada sepatu. Tahun 1910, Judosn merancang alat perekat baru yang telah diperbaiki. Alat itu disebut C-Curity dan dijual dengan harga 35 sen. Alat ini tidak digunakan untuk alas kaki, tapi untuk celana panjang dan rok wanita. Setelah bertahun-tahun, alat temuan Judson ini mulai terkenal. Kegunaannya pun meluas, tidak hanya untuk sepatu atau pakaian saja. Hanya saja, alat ini tidak punya nama.
Suatu hari, seorang pengusaha mengunjungi Judson di pabriknya. Judson memperagakan bagaimana alat itu bekerja. Tiba-tiba pengusaha itu berteriak saking kagumnya, “Wow Zipper!!”. Semenjak itu, alat temuan Judson ini dinamakan Zipper dalam bahasa Inggris atau disebut Resleting oleh orang Indonesia.
Post a Comment