Pakar Singapura Kini Menunggu Gempa Mentawai



Foto udara Kepulauan Mentawai pasca-tsunami beberapa tahun lalu (Antara/ Yudhi Mahatma)

Direktur Observatorium Bumi Singapura, Kerry Sieh, menyatakan gempa di Simeulue pada Rabu 11 April 2012 lalu meningkatkan tekanan di Sesar Mentawai. Gempa nonsubduksi itu, kata Sieh, meningkatkan kemungkinan munculnya gempa-gempa besar berikutnya di kawasan sekitar itu termasuk Mentawai, Sumatera Barat.

Sieh yang pernah melakukan penelitian pascagempa Aceh 2004 dan pada 2008 melakukan observasi lapangan langsung ke Mentawai itu menyatakan, gempa 8,7 skala Richter pada Rabu lalu merupakan jenis gempa sesar geser terbesar yang pernah dicatat. "Benar-benar pengecualian besar dan langkanya," kata Sieh kepada Reuters yang mempublikasikan pernyataan ini pada Jumat 13 April 2012.

Bukan hanya terbesar untuk jenis gempa sesar geser, gempa susulannya juga unik karena merupakan gempa susulan terbesar kedua yang pernah tercatat. Sieh tahu pasti karena sudah pernah meneliti sesar yang aktif dan mati di sekitar Sumatera ini.

Gempa Rabu ini juga berbeda karena muncul jauh di barat dari zona megathrust yang membentang dari utara ke selatan. Gempa pada sore hari itu melibatkan sebuah gerakan horizonal mendadak lempeng India dan Australia sejauh ratusan kilometer.

Meski magnitudonya besar, gempa sesar geser ini hanya mengakibatkan gelombang yang kecil dan tentunya korban yang sedikit. Namun, Sieh memperingatkan, gempa ini meningkatkan tekanan pada lempeng di sekitar Aceh, termasuk meningkatkan kemungkinan munculnya gempa besar lagi di kawasan gempa besar 2004 yang mengakibatkan tsunami.

Sieh bersama koleganya sudah mempublikasikan pada 2010 bahwa gempa 2004 Aceh hanya melepaskan setengah dari tekanan berabad-abad di sepanjang 400 kilometer sesar megathrust yang membentang dari utara ke selatan sisi barat Sumatera. Jelas, sebuah gempa mahabesar lagi sedang menunggu waktu.

Ke selatan dari sesar megathrust itu terdapat kepulauan Mentawai. Tahun 2008, dalam riset terpisah, tekanan terlalu besar sedang terjadi di seksi ini sehingga satu atau lebih gempa besar akan terjadi dalam beberapa tahun.

"Saya sangat yakin kita akan memiliki dalam beberapa dekade ke depan gempa Mentawai yang memiliki magnitudo sebesar gempa kemarin (di Simeulue)," kata Sieh.

Dan ketika itu terjadi, sejarah menunjukkan gempanya lebih dari satu kali dalam beberapa tahun. Tahun 2007, sebuah gempa 8,4 skala Richter sudah menghajar megathrust Mentawai, namun hanya melepaskan sedikit tekanan. Gempa besar lainnya sebesar 9 skala Richter pada 1833 dan 8,4 skala Richter pada 1797.

Sumber  :  http://nasional.vivanews.com

Post a Comment